Sumberterjemahan dan tafsir At-Taubah ayat 103 diambil dari Kemenag. Selain itu sedekah atau zakat tersebut akan membersihkan diri mereka pula dari semua sifat-sifat jelek yang timbul karena harta benda, seperti kikir, tamak, dan sebagainya. Oleh karena itu, Rasul mengutus para sahabat untuk menarik zakat dari kaum Muslimin.
Surat At Taubah ayat 122 adalah salah satu ayat tentang menuntut ilmu. Berikut ini terjemah per kata dan isi kandungan ayat tersebut. وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. QS. At Taubah 122 Baca juga Ayat Kursi Terjemah Per Kata Berikut ini terjemah per kata Surat At Taubah ayat 122 dan tidaklahوَمَاadalah, patutكَانَorang-orang mukminالْمُؤْمِنُونَuntuk mereka pergiلِيَنْفِرُواseluruhnyaكَافَّةًmaka mengapa tidakفَلَوْلَاpergi, keluarنَفَرَdariمِنْtiap-tiapكُلِّgolonganفِرْقَةٍdari merekaمِنْهُمْkelompok, beberapa orangطَائِفَةٌagar mereka memperdalamلِيَتَفَقَّهُواdi dalamفِيagamaالدِّينِdan untuk memperingatkanوَلِيُنْذِرُواkaum merekaقَوْمَهُمْapabilaإِذَاmereka kembaliرَجَعُواkepada merekaإِلَيْهِمْsupaya merekaلَعَلَّهُمْmenjaga diri, hati-hatiيَحْذَرُونَ Baca juga Surat Al Maidah Ayat 48 Terjemah Per Kata Isi Kandungan Surat At Taubah Ayat 122 Berikut ini isi kandungan surat At Taubah Ayat 122 yang kami sarikan dari sejumlah tafsir. Yakni Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir, Fi Zilalil Quran, dan Tafsir Al Azhar. Isi kandungan ini juga telah dimuat di WebMuslimah dalam judul Isi Kandungan Surat At Taubah Ayat 122. 1. Ayat ini menunjukkan pentingnya menuntut ilmu tafaqquh fiddin. 2. Harus selalu ada segolongan umat yang konsentrasi menuntut ilmu. Bahkan dalam kondisi perang sekalipun, ketika perangnya adalah fardhu kifayah. 3. Di setiap kaum, kabilah atau perkampungan, wajib ada yang menuntut ilmu tafaqquh fiddin sehingga perkampungan itu tidak dilanda kebodohan. 4. Di setiap kaum, kabilah atau perkampungan, juga harus ada yang berdakwah dan memberikan peringatan. 5. Misi orang yang menuntut ilmu tafaqquh fid din adalah mengajarkan ilmu itu kepada orang lain. Tak hanya belajar untuk dirinya sendiri tetapi memiliki misi dakwah dan tarbiyah. Demikian terjemah per kata dan isi kandungan Surat At Taubah Ayat 122. Tafsir lebih lengkap bisa dibaca di artikel Surat At Taubah Ayat 122. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Tarbiyah]
Kemudianturunlah firman-Nya yang menyatakan, "Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang)." (Q.S. At-Taubah 122). Ibnu Abu Hatim mengetengahkan pula hadis lainnya melalui Abdullah bin Ubaid bin Umair yang menceritakan, bahwa mengingat keinginan kaum Mukminin yang sangat besar terhadap Arti perkata surat at taubah ayat 122 beserta latin plus terjemah bahasa indonesia dan ayat ini dijelaskan tentang pentingnya pembagian tugas kerja dalam kehidupan bersama dengan penegasan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke medan perang sehingga hal yang lainnya tidak ada sebagian dari setiap golongan di antara mereka yang pergi untuk bersungguh-sungguh memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan dengan menyebarluaskan pengetahuan tersebut kepada kaumnya apabila mereka telah kembali dari berperang atau tugas apa pun, pengetahuan agama ini penting agar mereka dapat menjaga dirinya dan berhati-hati agar tidak melakukan Surat Ali-Imran Ayat 159 Teks Arab Beserta Artinya Per Kata Lengkap Dengan Latin dan TerjemahSetelah dijelaskan pentingnya memperdalam pengetahuan agama dan menyebarluaskannya kepada masyarakat luas, lalu dijelaskan sikap ketika menghadapi orang kafir yang memusuhi orang orang-orang yang beriman! perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu apabila mereka memerangi kamu, dan hendaklah mereka merasakan, mengetahui dan menyaksikan sikap tegas dan semangat juang yang tinggi darimu, dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa. Oleh karena itu jangan pernah putus asa apalagi menyerah. — Tafsir Ringkas Kementerian Agama RIBerikut Ini Adalah Teks Arab, Latin, dan Terjema Surat At-Taubah Ayat 122Teks Arab Surat At-Taubah Ayat 122وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَLatin Surat At-Taubah Ayat 122wa mā kānal-mu`minụna liyanfirụ kāffah, falau lā nafara ming kulli firqatim min-hum ṭā`ifatul liyatafaqqahụ fid-dīni wa liyunżirụ qaumahum iżā raja’ū ilaihim la’allahum yaḥżarụnTerjemah Surah At-Taubah Ayat 122Terjemah Bahasa IndonesiaDan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke medan perang. Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga Bahasa InggrisAnd it is not for the believers to go forth [to battle] all at once. For there should separate from every division of them a group [remaining] to obtain understanding in the religion and warn their people when they return to them that they might be Perkata Surat At-Taubah Ayat 122Download Arti Perkata Lengkap OfflineBacaanArti وَمَا dan tidakكَانَada/patutالْمُؤْمِنُوْنَorang-orang mukminلِيَنْفِرُوْاuntuk mereka pergiكَاۤفَّةًseluruhnya/semuanyaفَلَوْلَmaka mengapa tidakنَفَرَkeluar/pergiمِنْdariكُلِّsetiapفِرْقَةٍgolonganمِّنْهُمْdiantara merekaطَاۤىِٕفَةٌkelompok/beberapa orangلِّيَتَفَقَّهُوْاuntuk mereka memperdalam فِىdidalam/tentangالدِّيْنِagamaوَلِيُنْذِرُوْاdan untuk memperingatkan قَوْمَهُمْ kaumnyaاِذَا apabilaرَجَعُوْٓاmereka kembali اِلَيْهِمْkepada mereka لَعَلَّهُمْsupaya merekaيَحْذَرُوْنَmereka menjaga diri/hati-hatiDownload Arti Perkata Lengkap OfflineItulah Teks Arab, Latin, dan Terjema Surat At-Taubah Ayat 122 dalam bahasa Indonesia dan Inggris, dengan adanya artikel diatas tentunya akan mempermudah teman-teman dalam memperlajari Sumber referensi dari Ini Adalah Teks Arab, Latin, dan Terjema Surat At-Taubah Ayat 122Teks Arab Surat At-Taubah Ayat 122Latin Surat At-Taubah Ayat 122Terjemah Surah At-Taubah Ayat 122Terjemah Bahasa IndonesiaTerjemah Bahasa InggrisArti Perkata Surat At-Taubah Ayat 122 TadabburQS.At-Taubah 123-129. Dan adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit,383 maka (dengan surah itu) akan menambah kekafiran mereka yang telah ada, dan mereka akan mati dalam keadaan kafir. Makna Perkata dan Tadabbur ayat) Karya Ustadz Fathuddin Ja'far, MA yang diterbitkan oleh Penerbit Al-Bayan. Bagi yang ingin mengutip Hello Readers, dalam agama Islam, al-Quran merupakan kitab suci yang menjadi sumber utama ajaran. Setiap ayat dan perkataannya memiliki makna dan hikmah yang sangat penting untuk dipahami. Salah satunya adalah surat At Taubah ayat 122 yang memiliki arti dan makna yang sangat dalam. Mari kita simak penjelasannya! Arti At Taubah Ayat 122 Surat At Taubah ayat 122 berbunyi “Dan tidak ada yang menghalangi orang-orang mukmin untuk memberikan sedekah dengan sukarela, ketika mereka memohonkan kepada Allah dan Rasul-Nya, melainkan mereka tidak mampu.” Ayat ini mengajarkan kita tentang pentingnya sedekah dan bagaimana sedekah harus dilakukan dengan sukarela dan ikhlas. Dalam ayat ini juga terdapat kata “mukmin” yang menunjukkan bahwa sedekah hanya dilakukan oleh orang-orang yang beriman. Mereka yang beriman akan merasa senang dan bahagia ketika memberikan sedekah karena mereka tahu bahwa sedekah akan membawa keberkahan dan pahala di akhirat. Makna At Taubah Ayat 122 Makna dari surat At Taubah ayat 122 sangatlah dalam. Ayat ini mengajarkan kita tentang pentingnya memberikan sedekah dengan ikhlas dan sukarela. Sedekah yang dilakukan dengan ikhlas akan membawa keberkahan dan pahala yang besar di akhirat. Ayat ini juga mengajarkan kita bahwa tidak ada yang menghalangi kita untuk memberikan sedekah. Hanya saja, kadang-kadang kita merasa tidak mampu karena terlalu banyak kebutuhan dan kewajiban yang harus dipenuhi. Namun, jika kita memohon kepada Allah dan Rasul-Nya, maka Allah akan membuka pintu rezeki dan memberikan kemudahan bagi kita untuk memberikan sedekah. Mengapa Penting untuk Dipahami? Surat At Taubah ayat 122 merupakan salah satu ayat yang sangat penting untuk dipahami. Ayat ini mengajarkan kita tentang pentingnya sedekah dan bagaimana sedekah harus dilakukan dengan ikhlas dan sukarela. Sedekah yang dilakukan dengan ikhlas akan membawa keberkahan dan pahala yang besar di akhirat. Ayat ini juga mengajarkan kita bahwa tidak ada yang menghalangi kita untuk memberikan sedekah. Kadang-kadang kita merasa tidak mampu karena terlalu banyak kebutuhan dan kewajiban yang harus dipenuhi. Namun, jika kita memohon kepada Allah dan Rasul-Nya, maka Allah akan membuka pintu rezeki dan memberikan kemudahan bagi kita untuk memberikan sedekah. Dengan memahami arti dan makna surat At Taubah ayat 122, kita akan lebih mudah untuk mempraktikkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Kita juga akan lebih memahami pentingnya sedekah dan bagaimana sedekah harus dilakukan dengan ikhlas dan sukarela. Kesimpulan Surat At Taubah ayat 122 mengajarkan kita tentang pentingnya sedekah dan bagaimana sedekah harus dilakukan dengan ikhlas dan sukarela. Sedekah yang dilakukan dengan ikhlas akan membawa keberkahan dan pahala yang besar di akhirat. Ayat ini juga mengajarkan kita bahwa tidak ada yang menghalangi kita untuk memberikan sedekah. Dengan memahami arti dan makna surat At Taubah ayat 122, kita akan lebih mudah untuk mempraktikkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda. Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya! Artiperkata surat at taubah ayat 122 beserta latin plus terjemah bahasa indonesia dan inggris. Oleh karena itu janganlah kalian mengambil perjanjian-perjanjian mereka kecuali dari kabilah Arab yang kalian berikan perjanjian di al-Masjid al-Harâm kemudian mereka berpegang teguh pada janji mereka. Latin dan Terjemahan Indonesia Website Alquran
۞وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةٗۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٖ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٞ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ, Wa maa kaanal mu’minoona liyanfiroo kaaaffah; falaw laa nafara min kulli firqatim minhum taaa’ifatul liyatafaqqahoo fiddeeni wa liyunziroo qawmahum izaa raja’ooo ilaihim la’allahum yahzaroon section 15 English Translation Here you can read various translations of verse 122 And it is not for the believers to go forth [to battle] all at once. For there should separate from every division of them a group [remaining] to obtain understanding in the religion and warn their people when they return to them that they might be cautious. Yusuf AliNor should the Believers all go forth together if a contingent from every expedition remained behind, they could devote themselves to studies in religion, and admonish the people when they return to them,- that thus they may learn to guard themselves against evil. Abul Ala MaududiIt was not necessary for the believers to go forth all together to receive religious instruction, but why did not a party of them go forth that they may grow in religious understanding, and that they may warn their people when they return to them, so that they may avoid erroneous attitudes? Muhsin KhanAnd it is not proper for the believers to go out to fight Jihad all together. Of every troop of them, a party only should go forth, that they who are left behind may get instructions in Islamic religion, and that they may warn their people when they return to them, so that they may beware of evil. PickthallAnd the believers should not all go out to fight. Of every troop of them, a party only should go forth, that they who are left behind may gain sound knowledge in religion, and that they may warn their folk when they return to them, so that they may beware. Dr. GhaliAnd in no way should the believers march out, as a whole; so, had only a section of every grouping marched out, another section would have stayed to comprehend for themselves in the religion, to study the religion and to warn their people when they return to them, that possibly they would beware. Abdel HaleemYet it is not right for all the believers to go out [to battle] together out of each community, a group should go out to gain understanding of the religion, so that they can teach their people when they return and so that they can guard themselves against evil. Muhammad Junagarhiاور مسلمانوں کو یہ نہ چاہئے کہ سب کے سب نکل کھڑے ہوں سو ایسا کیوں نہ کیا جائے کہ ان کی ہر بڑی جماعت میں سے ایک چھوٹی جماعت جایا کرے تاکہ وه دین کی سمجھ بوجھ حاصل کریں اور تاکہ یہ لوگ اپنی قوم کو جب کہ وه ان کے پاس آئیں، ڈرائیں تاکہ وه ڈر جائیں Quran 9 Verse 122 Explanation For those looking for commentary to help with the understanding of Surah Taubah ayat 122, we’ve provided two Tafseer works below. The first is the tafseer of Abul Ala Maududi, the second is of Ibn Kathir. Ala-Maududi 9122 It was not necessary for the believers to go forth all together to receive religious instruction, but why did not a party of them go forth that they may grow in religious understanding, and that they may warn their people when they return to them, so that they may avoid erroneous attitudes?[120] 120. In order to comprehend the meaning of this verse, Ayat 97 with which it is connected, should be kept in view These bedouins are most stubborn in unbelief and hypocrisy, and, in all probability, will remain ignorant of the laws of the way which Allah has sent down to His Messenger. In Ayat 97, the Quran merely diagnosed the disease and pointed out its symptoms. The bedouins were suffering from the disease of hypocrisy because of their ignorance of the laws of the Way of Allah. This was so because they had not had any connections with the center of that knowledge. Here in this concluding portion of the Surah, the remedy of that disease has been prescribed so that they should have an understanding of Islam and its implications. It is not necessary that for this purpose all of them should leave their homes and come to Al-Madinah to learn that knowledge, but some of them should come from each habitation, clan and region to the centers of the knowledge Al-Madinah, Makkah and the like and understand Islam. Then they should go back to their own habitations and create its understanding among the common people. This was a very important instruction that was given at the opportune moment to strengthen the Islamic movement. For, at that time, the people were entering into the fold of Islam in large numbers without its proper understanding. Obviously, this instruction was not needed in the initial stages of the movement, for at that time everyone who embraced Islam did so with its full understanding. No one would think of becoming a Muslim without this as this was an invitation to persecution. When the movement became successful and won power in the land, the clans and the habitations began to enter en bloc into the fold of Islam. Naturally very few of them understood the full implications of the faith before accepting it, but the majority of them were being carried into the fold, as it were, by the strong current that had been generated by the movement. Outwardly this immense increase in numbers appeared to be a source of strength to Islam, but in reality such people as had no true understanding of Islam and were, therefore, not prepared to fulfill its moral obligations, were not only useless for the Islamic system but were actually harmful to it. This side of the matter became quite apparent during the preparations for the Tabuk expedition. That is why Allah sent down the instruction that necessary steps should be taken for the integration of the Islamic community so that it may keep pace with the immense increase in its number. Therefore some people should be brought out from every habitation and taught and trained in the requirements of Islam and these in their turn should teach and train their own people so that the whole Muslim population should understand Islam and obtain the knowledge of the limits prescribed by Allah. In this connection, it should also be clearly understood that the command about mass education given in this verse is not merely about literacy but it had the definite aim of imparting the understanding of the way of Islam among the masses and enabling them to refrain from un-Islamic ways. This is the real and permanent aim of education that has been set before the Muslims by Allah himself. Therefore every system of their education shall be judged by this criterion and shall be regarded Islamic only to the extent it fulfills this aim. It does not, however, mean that Islam is against the spreading of literacy and teaching of the purely mundane subjects to the masses, but it simply means that the primary aim of the Islamic education should be the achievement of the objective which has been mentioned above in italics. Without this, it does not consider any education to be education at all, even if it were to produce Einsteins and Freuds of the age. It will be worthwhile to consider the true significance of the words used in the context, for they created a strange misunderstanding among the people of the later period, and produced lasting poisonous effects on the religious education of the Muslims, nay, on their whole religious life in general. It is obvious that Allah used these words in order to lay down the objective of education before the Muslims, which was this to understand the Islamic way of life and have an insight into its system to be familiar with its true nature and spirit so as to be able to judge and differentiate between the Islamic and the un-Islamic ways of thought and conduct in every aspect of life. But later on when the knowledge of the Muslim law was given the technical name of fiqh, it gradually developed into the science of the details of external form as opposed to the spiritual aspect of the Islamic law. As the word fiqh is of the same root as used in this verse, a misunderstanding was created that this command of the Quran was about acquiring the knowledge of fiqh in the above-mentioned sense. It is true that this knowledge is of great importance in the Islamic system of life, but it is not all that is required by the Quran but only a part of the objective. It is not possible to recount here all the damages that the Muslim community has suffered because of this misunderstanding, but suffice it to say that this is the thing, which is responsible for reducing the religious education of the Muslims to the knowledge and interpretation of the external form of Islam without paying any attention to the spirit of Islam. This inevitably resulted in making lifeless formalism the ultimate goal of the life of the Muslims. Ibn-Kathir 122. And it is not proper for the believers to go out to fight – Jihad all together. Of every troop of them, a party only should go forth, that they may get instructions in religion, and that they may warn their people when they return to them, so that they may beware of evil. Allah the Exalted here explains His order to Muslims to march forth with the Messenger of Allah for the battle of Tabuk. We should first mention that a group of the Salaf said that marching along with the Messenger , when he went to battle, was at first obliged on all Muslims, because, as they say, Allah said, ﴿انْفِرُواْ خِفَافًا وَثِقَالاً﴾ March forth, whether you are light or heavy ﴿941﴾, and, ﴿مَا كَانَ لأَهْلِ الْمَدِينَةِ وَمَنْ حَوْلَهُمْ مِّنَ الاٌّعْرَابِ﴾ It was not becoming of the people of Al-Madinah and the bedouins of the neighborhood… ﴿9120﴾. However, they said, Allah abrogated this ruling 941 and 9120 when He revealed this Ayah, ﴿9122﴾. However, we could say that this Ayah explains Allah’s order to participate in battle on all Arab neighborhoods, that at least a group of every tribe should march for Jihad. Those who went with the Messenger would gain instructions and studies in the revelation that came down to him, and warn their people about that battle when they returned to them. This way, the group that went with the Prophet will achieve both goals ﴿Jihad and learning the revelation from the Prophet ﴾. After the Prophet , a group of every tribe or neighborhood should seek religious knowledge or perform Jihad, for in this case, Jihad is required from at least a part of each Muslim community. `Ali bin Abi Talhah reported from Ibn `Abbas about the Ayah, ﴿وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةً﴾ And it is not proper for the believers to go out to fight – Jihad all together. “The believers should not all go to battle and leave the Prophet alone, ﴿فَلَوْلاَ نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ﴾ Of every troop of them, a party only should go forth in the expeditions that the Prophet sent. When these armies returned to the Prophet, who in the meantime received revealed parts of the Qur’an from Allah, the group who remained with the Prophet would have learned that revelation from him. They would say, `Allah has revealed some parts of the Qur’an to your Prophet and we learned it.’ So they learned from them what Allah revealed to His Prophet in their absence, while the Prophet sent some other men into military expeditions. Hence Allah’s statement, ﴿لِّيَتَفَقَّهُواْ فِى الدِّينِ﴾ that they may get instructions in religion, so that they learn what Allah has revealed to their Prophet and teach the armies when they return, ﴿لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ﴾ so that they may beware.” Mujahid said, “This Ayah was revealed about some of the Companions of the Prophet who went to the desert and were helped by its residents, had a good rainy year and called whomever they met to guidance. The people said to them, `We see that you left your companions and came to us.’ They felt bad in themselves because of this and they all came back from the desert to the Prophet . Allah said, ﴿فَلَوْلاَ نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ﴾ Of every troop of them, a party only should go forth, those who seek righteousness ﴿such as to spread the call of Islam, while others remain behind﴾, ﴿لِّيَتَفَقَّهُواْ فِى الدِّينِ﴾ that they may get instructions in Islamic religion, and learn what Allah has revealed, ﴿وَلِيُنذِرُواْ قَوْمَهُمْ﴾ and that they may warn their people, when those who went forth returned to them, ﴿لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ﴾ so that they may beware of evil.” Qatadah said about this Ayah, “It is about when the Messenger of Allah sent an army; Allah commanded them to go into battle, while another group remained with the Messenger of Allah to gain instructions in the religion. Another group returns to its own people to call them to Allah and warn them against Allah’s punishment of those who were before them.” It was also said that this verse, ﴿وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةً﴾ And it is not proper for the believers to go out all together. is not about joining Jihad. They say that the Messenger of Allah invoked Allah against Mudar to try them with years of famine, and their lands were struck by famine. The various tribes among them started to come, entire tribes at a time, to Al-Madinah, because of the hardship they faced and they would falsely claim that they are Muslims. This caused hardship for the Companions of the Messenger and Allah revealed to him that they are not believers. The Messenger of Allah sent them back to their tribes and warned their people not to repeat what they did. Hence Allah’s statement, ﴿وَلِيُنذِرُواْ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُواْ إِلَيْهِمْ﴾ and that they may warn their people when they return to them, Quick navigation links
Bacasurat al alaq ayat 1-5 dan artinya – Dibawah ini anda dapat membaca surat al alaq yang da di urutan ke 96 dalam daftar surat al quran ayat ke 1-5 arab dan juga artinya yang mana merupakan wahyu pertama yang diberikan Allah SWT melalui Malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW. Baca juga: Surat al Alaq dan Artinya.
Surat At-Taubah yang menjadi salah satu surat ke-9 yang berada di dalam kitab suci Al-Qur’an. Di dalam surat At-Taubah Ayat 122 yang menjelaskan mengenai betapa pentingnya dalam menuntut ilmu. Surat At-Taubah sendiri terdiri dari 129 ayat, dan merupakan satu-satunya surat yang berada di dalam Al-Qur’an yang tidak memiliki awalan kalimat basmallah pada ayatnya. Hal ini karena surat At-Taubah merupakan pernyataan dari perang yang memerangi kaum musyrikin. Kalimat basmallah sendiri mengandung nama Allah SWT yang sangat tidak cocok apabila disandingkan dengan kemungkaran dari kaum musyrikin. Surat At-Taubah juga termasuk ke dalam golongan surat Madaniyyah, yaitu surat yang diturunkan di Kota Madinah. At-Taubah sendiri berartikan pengampunan dan disebut juga dengan Baarah yang artinya berlepas diri atau pemutusan perjanjian damai dengan kaum musyrikin. Surat ini juga diturunkan sesudah Nabi Muhammad SAW dari peperangan Tabuk yang terjadi pada tahun 9 H. Pengumuman ini yang telah disampaikan oleh Sayidina Ali pada musim haji tahun itu juga. Bicara tentang Al-Quran, sangatlah luas, mulai dari sejarahnya hingga kandungan beserta keutamaan membacanya. Bagi Grameds yang ingin mendalami ilmu pengetahuan tentang Al-Quran, maka kalian bisa menjadikan buku Sejarah Ringkas Al Quran Kandungan & Keutamaannya sebagai referensi. Bacaan Surat At Taubah Ayat 122Isi Kandungan Surat At Taubah Ayat 122Tafsir Surat At-Taubah Ayat 122Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaTafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil HaramTafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta’dzhim al-Qur’an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur’an Universitas Islam MadinahZubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam MadinahLi Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari’ah Universitas Qashim – Saudi ArabiaTafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri SuriahTafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahTafsir as-Sa’di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, pakar tafsir abad 14 HKategori Ilmu Berkaitan Agama IslamMateri Agama Islam Bacaan Surat At Taubah Ayat 122 Berikut bacaan surat At-Taubah ayat 122 lengkap dengan Arab, latin dan artinya. وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ Wa mā kānal-mu`minụna liyanfirụ kāffah, falau lā nafara ming kulli firqatim min-hum ṭā`ifatul liyatafaqqahụ fid-dīni wa liyunżirụ qaumahum iżā raja’ū ilaihim la’allahum yaḥżarụn Artinya “Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya ke medan perang. Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi tinggal bersama Rasulullah untuk memperdalam pengetahuan pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya?.” Isi Kandungan Surat At Taubah Ayat 122 Kata Taubah mengingatkan pada kata Taubat yang berarti adanya suatu perubahan atau mengadakan perubahan di dalam diri. Jadi, surat At Taubah ini adalah peringatan dari Allah SWT untuk berusaha melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Syaikh Adil Muhammad Khalil dalam bukunya Tadabbur Al-Qur’an Menyelami Makna Al-Qur’an dari Al-Fatihah Sampai An-Nas menyebutkan bahwa secara urutan yang tertera di dalam Al-Qur’an maka surat At Taubah berada setelah surat Al-Anfal menceritakan Perang Badar, sementara itu turunnya surat At Taubah setelah perang Tabuk. Hal tersebut dikarenakan agar dapat mengetahui perbedaan dari kedua peperangan tersebut dan sebab-sebab kemenangannya. Surat ini juga dipenuhi dengan ancaman dan peringatan keras bagi orang-orang kafir dan munafik. Di sisi lain, surat ini juga membuka pintu taubat. Adapun pada ayat ke-122, Allah hendak mengingatkan bahwa meskipun setiap orang yang memenuhi syarat wajib berperang di jalan Allah yakni dengan menumpas kaum musyrikin, tetap dibutuhkan orang-orang yang menetap untuk menuntut ilmu. Jihad atau berusaha di jalan Allah tidak harus dilakukan dengan cara berperang karena jihad hukumnya termasuk fardhu kifayah, yakni akan gugur hukum wajibnya apabila ada orang lain yang telah melakukannya. Hal tersebut diperkuat dalam hadits berikut yang menjelaskan bahwa orang yang membantu persiapan’ perang maka ia dinilai telah ikut berperang. Yahya bin Abu Katsir dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Busr bin Sa’id dari Zaid bin Khalid Al Juhani dia berkata, حَدَّثَنَا أَبُو الرَّبِيعِ الزَّهْرَانِيُّ حَدَّثَنَا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا حُسَيْنٌ الْمُعَلِّمُ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ بُسْرِ بْنِ سَعِيدٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الْجُهَنِيِّ قَالَ قَالَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا فَقَدْ غَزَا وَمَنْ خَلَفَ غَازِيًا فِي أَهْلِهِ فَقَدْ غَزَا Artinya “Nabi Allah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Barangsiapa mempersiapkan perlengkapan seseorang yang hendak berperang berarti dia ikut berperang, dan barangsiapa mengurusi keluarga orang yang berperang berarti dia telah ikut berperang.” Hal ini senada dengan fakta di masa itu, tidak setiap orang Islam mendapat kesempatan untuk menuntut dan mendalami ilmu pengetahuan serta mendalami ilmu agama. Oleh sebab itu harus ada sebagian dari umat Islam yang menggunakan waktu dan tenaganya untuk menuntut ilmu dan mendalami ilmu-ilmu agama. Dengan demikian, mereka dapat membantu dalam menyiarkan agama Islam dengan menggunakan cara dakwah Islamiyah. Ilmu yang dikuasai bisa membuat kaum muslim dapat memerangi kaum musyrikin dengan dua cara yakni dengan peperangan dan juga dengan ilmu. Tafsir Surat At-Taubah Ayat 122 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia Dan tidak patut bagi kaum mukminin semuanya keluar memerangi musuh mereka, sebagaimana yang tidak dibenarkan bagi mereka untuk tinggal semua. Mengapa tidak keluar untuk berperang dan berjihad dari setiap golongan sejumlah orang yang memadai dan mewujudkan maslahat. Tujuannya agar orang-orang yang tinggal bisa mendalami agama Allah dan mengetahui apa yang terbaru dari hukum-hukum agama Allah dan wahyu yang diturunkan pada rasulNya, agar mereka nanti memperingatkan kaum mereka dengan ilmu yang mereka pelajari tatkala mereka kembali kepada kaumnya itu. Mudah-mudahan mereka takut kepada siksaan Allah dengan menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya. Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram Tidak semestinya orang-orang mukmin itu berangkat semua ke medan perang, karena mereka bisa ditumpas habis apabila musuh mereka berhasil mengalahkan mereka. Semestinya sebagian dari mereka pergi ke medan jihad dan sisanya tinggal di rumah untuk menemani Rasulullah -ṣallallāhu alaihi wa sallam- dan memperdalam ilmu agama melalui ayat-ayat Al-Qur`ān dan ketentuan-ketentuan hukum syariat yang mereka dengar dari nabi -ṣallallāhu alaihi wa sallam-. Kemudian mereka bisa mengajarkan ilmu yang telah mereka pelajari kepada kaum mereka setelah kembali ke rumah mereka, agar mereka dapat menghindari azab dan hukuman Allah dengan cara menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Hal ini terkait dengan pasukan-pasukan yang dikirim oleh Rasulullah ke berbagai daerah dan beranggotakan sejumlah sahabat pilihan. Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta’dzhim al-Qur’an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur’an Universitas Islam Madinah Umat Islam membutuhkan pemahaman agama dalam segala perkara, maka tidak seharusnya orang-orang beriman yang mampu berjihad pergi berjihad seluruhnya, dan meninggalkan kaum muslimin yang lain tanpa ada orang faqih yang dapat dipilih Imam untuk mengajarkan urusan agama mereka. Namun seharusnya setiap pasukan terdiri dari utusan setiap kabilah, dan beberapa orang tetap tinggal untuk belajar ilmu syariat, dan untuk memberi pelajaran dan peringatan kepada pasukan ketika telah kembali ke negeri mereka, agar mereka takut terhadap azab Allah jika menyelisihi perintah-Nya. Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا۟ كَآفَّةً ۚ Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang Dan meninggalkan kota Madinah kosong. مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang Yakni berangkat berperang sebagian dari tiap-tiap golongan. Dan selebihnya tetap tinggal. لِّيَتَفَقَّهُوا۟ untuk memperdalam pengetahuan mereka Yakni orang-orang yang tidak ikut berperang itu agar memperdalam ilmu mereka. فِى الدِّينِ tentang agama Yakni sekelompok dari golongan ini pergi untuk berperang dan sisanya tetap tinggal di dalam negeri untuk menuntut ilmu dan agar mereka dapat mengajari para pasukan perang apabila telah kembali dari peperangan. Bisa juga maknanya adalah agar orang-orang yang pergi bersama Rasulullah itu mendalami ilmu tentang agama lewat apa yang mereka dengarkan dari Rasulullah dan yang mereka pelajari dari beliau seperti al-Qur’an, hukum-hukum agama dalam jihad, perang, interaksi dengan orang lain, dan lain sebagainya; sehingga mereka dapat mengajarkan kaumnya setelah ia kembali. Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari’ah Universitas Qashim – Saudi Arabia 1. Ayat ini memberikan pemahaman bahwasanya menjadi tugas seseorang yang faham masalah agama adalah istiqomah diatasnya dan mendirikan segala syari’at yang ditetapkan, tidak untuk merasa tinggi diantara ummat manusia. 2. Pada ayat ini ada pesan yang cukup sederhana namun memberikan dampak faidah yang sangat penting, yaitu semestinya setiap muslimin mempersiapkan segala mashlahat yang ia dapatkan untuk kebaikan seluruh ummat, dan mempersiapkan waktu untuk menebarkan kemaslahatan itu, senantiasa berusaha untuknya, dan tidak perpaling kepada hal-hal yang menjauhkannya darinya, agar semua kebaikan dapat dirasakan oleh semua ummat, dan kemaslahatan yang paling baik adalah kemashlahatan agama dan dunia mereka, sekalipun jalan yang ditempuh terdapat banyak hambatan, karena sesungguhnya kemashlahatan ini memberikan kebaikan yang begitu besar bagi ummat. 3. Menuntut ilmu dan memperdalam ilmu agama Allah adalah bagian daripada jihad; oleh karena itu Allah menyebut orang yang keluar untuk menuntut ilmu adalah satu bagian dari kelompok jihad itu, Allah berfirman فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama” dan ayat ini terletak diantara ayat-ayat jihad dalam surah at-taubah, sebelumnya Allah mengatakan مَا كَانَ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ وَمَنْ حَوْلَهُمْ مِنَ الْأَعْرَابِ أَنْ يَتَخَلَّفُوا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ “Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badwi yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah berperang” [120] dan ayat setelahnya adalah يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُمْ مِنَ الْكُفَّارِ “Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu” [123]. Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah Selayaknya orang-orang mukmin tidak pergi untuk berperang semuanya Dikatakan bahwa agar pergi mencari ilmu dan meninggalkan Madinah dalam keadaan kosong, namun pergi dalam kelompok-kelompok dari masing-masing kafilah. Dan sisa kelompok lainnya tinggal di Madinah untuk belajar agama dan ilmu syariat, serta mengingatkan kaumnya ketika mereka kembali kepadanya agar diajari ilmu yang sudah mereka pelajari berupa hukum halal haram supaya mereka mewaspadai hukuman Allah dengan mengerjakan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Ayat ini turun ketika orang mukmin sangat ingin berjihad saat rasulullah SAW mengutus satu pasukan, lalu mereka pergi dan meninggalkan Nabi SAW di Madinah bersama sedikit orang. Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya} pergi untuk berjihad semua {Mengapa tidak pergi} mengapa tidak berangkat {dari setiap golongan} kafilah {satu kelompok} kelompok {untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya. Tafsir as-Sa’di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, pakar tafsir abad 14 H Allah berfirman memperingatkan hamba-hambaNya yang beriman tentang apa yang semestinya mereka lakukan, “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang Mukmin itu pergi semuanya ke medan perang.” Yakni semuanya untuk memerangi musuh mereka. Karena hal itu sangat menyulitkan mereka dan mengakibatkan terbengkalainya kepentingan-kepentingan yang lain. “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka,” yakni dari kota-kota, kabilah-kabilah, dan suku-suku, “beberapa orang”, yang dengannya maksud yang diinginkan tercapai, niscaya itu lebih baik. Kemudian Allah mengingatkan bahwa menetapnya sebagian dari mereka dengan tidak berangkat berperang mengandung kemaslahatan lain yang tidak terwujud jika mereka semua berangkat perang, Dia berfirman, “Untuk memperdalam pengetahuan mereka”, yakni orang-orang yang tidak berangkat “tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya.” Yakni agar mereka belajar ilmu syari, mengetahui makna-maknanya, memahami rahasia-rahasianya, dan mengajarkan kepada selain mereka, dan agar mereka dapat memberi peringatan kepada kaumnya jika mereka kembali kepadanya. Ini mengandung keterangan tentang keutamaan ilmu, khususnya pemahaman dalam agama, dan bahwa ia adalah perkara terpenting, bahwa siapa yang mempelajari ilmu, maka dia harus menyebarkannya dan mengajarkannya kepada manusia serta memberi nasihat kepada mereka dengannya, karena menyebarnya ilmu dari seorang alim adalah termasuk keberkahannya dan pahalanya yang berkembang Adapun seorang alim yang hanya membatasi ilmu pada dirinya, tidak mendakwahkannya kepada jalan Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik, serta tidak mengajarkannya kepada orang-orang bodoh yang tidak mengerti, maka manfaat apa yang didapat oleh kaum Muslimin darinya? Apa hasil dari ilmunya? Akhirnya dia mati dan ilmunya pun mati bersamanya, dan ini adalah hasil dari orang yang diberi ilmu dan pemahaman oleh Allah tetapi tidak mau mengajarkannya. Ayat ini juga mengandung dalil, petunjuk, dan arahan yang sangat halus kepada satu faidah penting, yaitu bahwa hendaknya kaum Muslimin menyediakan orang-orang khusus yang dapat menunaikan setiap kepentingan umum mereka, yang berkonsentrasi dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya, tanpa menengok kepada selainnya, agar kepentingan kaum Muslimin bisa terlaksana dan kebaikan mereka bisa terpenuhi, dan agar arah pandang serta target yang mereka tuju adalah satu, yaitu menegakkan kemaslahatan agama dan dunia mereka, walaupun jalanNya berbeda-beda, dan caranya bermacam-macam. Jadi, perbuatannya beraneka ragam, namun targetnya adalah satu, dan ini termasuk hikmah yang bersifat umum yang berguna dalam segala urusan. Nah, demikianlah artikel mengenai At-Taubah Ayat 122, semoga Grameds mendapatkan manfaatnya saat membaca At-Taubah Ayat 122. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk kalian. Jika ingin mencari kitab suci Al-Quran, maka Grameds bisa mendapatkannya di Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi LebihDenganMembaca. . Penulis Yufi Cantika Sukma Ilahiah Rujukan ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
PilihSurat Terjemah dalam Indonesia/Ayat Quran tanpa harakat ==ayat berikutnya: Al-An'aam ayat ke 137: ayat sebelumnya ===>> وَكَذَٰلِكَ زَيَّنَ Terjemah dalam At-Taubah 122 ~ Quran Terjemah Perkata dan Tafsir Bahasa Indonesia ۞ وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ ࣖ التوبة ١٢٢ wamāوَمَاAnd notdan tidakkānaكَانَisada/patutl-mu'minūnaٱلْمُؤْمِنُونَfor the believersorang-orang mukminliyanfirūلِيَنفِرُوا۟that they go forthuntuk mereka pergikāffatanكَآفَّةًۚall togetherseluruhnya/semuanyafalawlāفَلَوْلَاSo if notmaka mengapa tidaknafaraنَفَرَgo forthkeluar/pergiminمِنfromdarikulliكُلِّeverysetiapfir'qatinفِرْقَةٍgroupgolonganmin'humمِّنْهُمْamong themdiantara merekaṭāifatunطَآئِفَةٌa partykelompok/beberapa orangliyatafaqqahūلِّيَتَفَقَّهُوا۟that they may obtain understandinguntuk mereka memperdalamfīفِىindidalam/tentangl-dīniٱلدِّينِthe religionagamawaliyundhirūوَلِيُنذِرُوا۟and that they may warndan untuk memperingatkanqawmahumقَوْمَهُمْtheir peoplekaumnyaidhāإِذَاwhenapabilarajaʿūرَجَعُوٓا۟they returnmereka kembaliilayhimإِلَيْهِمْto themkepada merekalaʿallahumلَعَلَّهُمْso that they maysupaya merekayaḥdharūnaيَحْذَرُونَbewaremereka menjaga diri/hati-hati Transliterasi Latin Wa mā kānal-mu`minụna liyanfirụ kāffah, falau lā nafara ming kulli firqatim min-hum ṭā`ifatul liyatafaqqahụ fid-dīni wa liyunżirụ qaumahum iżā raja'ū ilaihim la'allahum yaḥżarụn QS. 9122 Arti / Terjemahan Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. QS. At-Taubah ayat 122 Tafsir Ringkas KemenagKementrian Agama RI Pada ayat sebelumnya dijelaskan tentang pahala yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang berbuat baik. Pada ayat ini dijelaskan tentang pentingnya pembagian tugas kerja dalam kehidupan bersama dengan penegasan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke medan perang sehingga hal yang lainnya terabaikan. Mengapa tidak ada sebagian dari setiap golongan di antara mereka yang pergi untuk bersungguh-sungguh memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan dengan menyebarluaskan pengetahuan tersebut kepada kaumnya apabila mereka telah kembali dari berperang atau tugas apa pun, pengetahuan agama ini penting agar mereka dapat menjaga dirinya dan berhati-hati agar tidak melakukan Lengkap KemenagKementrian Agama RI Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa tidak semua orang mukmin harus berangkat ke medan perang, bila peperangan itu dapat dilakukan oleh sebagian kaum Muslimin saja. Tetapi harus ada pembagian tugas dalam masyarakat, sebagian berangkat ke medan perang, dan sebagian lagi harus menuntut ilmu dan mendalami agama Islam, supaya ajaran-ajaran agama itu dapat diajarkan secara merata, dan dakwah dapat dilakukan dengan cara yang lebih efektif dan bermanfaat sehingga kecerdasan umat Islam dapat bertujuan untuk mengalahkan musuh-musuh Islam serta mengamankan jalan dakwah Islamiyah. Sedang menuntut ilmu dan mendalami ilmu-ilmu agama bertujuan untuk mencerdaskan umat dan mengembangkan agama Islam, agar dapat disebarluaskan dan dipahami oleh semua macam lapisan demikian, ayat ini mempunyai hubungan yang erat dengan ayat-ayat yang lalu, karena sama-sama menerangkan hukum berjihad, akan tetapi dalam bidang dan cara yang berlainan. Tugas ulama dalam Islam adalah untuk mempelajari agamanya, serta mengamalkannya dengan baik, kemudian menyampaikan pengetahuan agama itu kepada yang belum mengetahuinya. Tugas-tugas tersebut merupakan tugas umat dan setiap pribadi muslim, sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan masing-masing, karena Rasulullah saw telah bersabdaSampaikanlah olehmu apa-apa yang telah kamu peroleh dari padaku, walaupun hanya satu ayat Al-Qur'an saja. Riwayat al-BukhariAkan tetapi, tidak setiap orang Islam mendapat kesempatan untuk menuntut dan mendalami ilmu pengetahuan serta mendalami ilmu agama, karena sibuk dengan tugas di medan perang, di ladang, di pabrik, di toko dan sebagainya. Oleh sebab itu harus ada sebagian dari umat Islam yang menggunakan waktu dan tenaganya untuk menuntut ilmu dan mendalami ilmu-ilmu agama, agar kemudian setelah mereka selesai dan kembali ke masyarakat, mereka dapat menyebarkan ilmu tersebut, serta menjalankan dakwah Islamiyah dengan cara dan metode yang baik sehingga mencapai hasil yang lebih baik umat Islam telah memahami ajaran agamanya, dan telah mengerti hukum halal dan haram, serta perintah dan larangan agama, tentulah mereka akan lebih dapat menjaga diri dari kesesatan dan kemaksiatan, dapat melaksanakan perintah agama dengan baik dan dapat menjauhi larangan-Nya. Dengan demikian, umat Islam menjadi umat yang baik, sejahtera dunia dan samping itu perlu diingat, bahwa apabila umat Islam menghadapi peperangan yang memerlukan tenaga manusia yang banyak, maka dalam hal ini seluruh umat Islam harus dikerahkan untuk menghadapi musuh. Tetapi bila peperangan itu sudah selesai, maka masing-masing harus kembali kepada tugas semula, kecuali sejumlah orang yang diberi tugas khusus untuk menjaga keamanan dan ketertiban, dalam dinas kemiliteran dan karena ayat ini telah menetapkan bahwa fungsi ilmu adalah untuk mencerdaskan umat, maka tidak dapat dibenarkan bila ada orang Islam yang menuntut ilmu pengetahuan hanya untuk mengejar pangkat dan kedudukan atau keuntungan pribadi saja, apalagi untuk menggunakan ilmu pengetahuan sebagai kebanggaan dan kesombongan diri terhadap golongan yang belum menerima yang telah memiliki ilmu pengetahuan harus menjadi pelita dan pembimbing bagi umatnya. Ia harus menyebarluaskan ilmunya, dan membimbing orang lain agar memiliki ilmu pengetahuan pula. Selain itu, ia sendiri juga harus mengamalkan ilmunya agar menjadi contoh dan teladan bagi orang-orang sekitarnya dalam ketaatan menjalankan peraturan dan ajaran-ajaran demikian dapat diambil suatu pengertian, bahwa dalam bidang ilmu pengetahuan, setiap orang mukmin mempunyai tiga macam kewajiban, yaitu menuntut ilmu, mengamalkannya, dan mengajarkannya kepada orang pengertian yang tersurat dari ayat ini, kewajiban menuntut ilmu pengetahuan yang ditekankan di sisi Allah adalah dalam bidang ilmu agama. Akan tetapi agama adalah suatu sistem hidup yang mencakup seluruh aspek dan segi kehidupan manusia. Setiap ilmu pengetahuan yang berguna dan dapat mencerdaskan kehidupan mereka, dan tidak bertentangan dengan norma-norma agama, wajib dipelajari. Umat Islam diperintahkan Allah untuk memakmurkan bumi ini dan menciptakan kehidupan yang baik. Sedang ilmu pengetahuan adalah sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Setiap sarana yang diperlukan untuk melaksanakan kewajiban, adalah wajib pula hukumnya. Dalam hal ini, para ulama Islam telah menetapkan suatu kaidah yang berbunyiSesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan yang wajib, maka ia wajib pula pentingnya fungsi ilmu dan para sarjana, maka beberapa negara Islam membebaskan para ulama sarjana dan mahasiswa pada perguruan agama, dari wajib militer, agar pengajaran dan pengembangan ilmu senantiasa dapat berjalan dengan lancar, kecuali bila negara sedang menghadapi bahaya besar, yang harus dihadapi oleh segala lapisan al-JalalainJalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi Tatkala kaum Mukminin dicela oleh Allah bila tidak ikut ke medan perang kemudian Nabi saw. mengirimkan sariyahnya, akhirnya mereka berangkat ke medan perang semua tanpa ada seorang pun yang tinggal, maka turunlah firman-Nya berikut ini Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi ke medan perang semuanya. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan suatu kabilah di antara mereka beberapa orang beberapa golongan saja kemudian sisanya tetap tinggal di tempat untuk memperdalam pengetahuan mereka yakni tetap tinggal di tempat mengenai agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya dari medan perang, yaitu dengan mengajarkan kepada mereka hukum-hukum agama yang telah dipelajarinya supaya mereka itu dapat menjaga dirinya dari siksaan Allah, yaitu dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sehubungan dengan ayat ini Ibnu Abbas memberikan penakwilannya bahwa ayat ini penerapannya hanya khusus untuk sariyah-sariyah, yakni bilamana pasukan itu dalam bentuk sariyah lantaran Nabi saw. tidak ikut. Sedangkan ayat sebelumnya yang juga melarang seseorang tetap tinggal di tempatnya dan tidak ikut berangkat ke medan perang, maka hal ini pengertiannya tertuju kepada bila Nabi saw. berangkat ke suatu ghazwah. Tafsir Ibnu KatsirIsmail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Hal ini merupakan penjelasan dari Allah Swt. mengenai apa yang dikehendaki-Nya, yaitu berkenaan dengan keberangkatan semua kabilah bersama Rasulullah Saw. ke medan ulama Salaf ada yang berpendapat bahwa setiap muslim diwajibkan berangkat dengan Rasulullah Saw. apabila beliau keluar berangkat ke medan perang. Untuk itulah dalam firman yang lain disebutkanBerangkatlah kalian, baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa dalam ayat berikutnya disebutkan oleh firman-NyaTidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badui yang berdiam di sekitar mereka. At Taubah120, hingga akhir ayat-ayat di atas di-mansukh oleh ayat ini At Taubah122.Dapat pula ditakwilkan bahwa ayat ini merupakan penjelasan dari apa yang dimaksud oleh Allah Swt. sehubungan dengan keberangkatan semua kabilah, dan sejumlah kecil dari tiap-tiap kabilah apabila mereka tidak keluar semuanya boleh tidak berangkat. Dimaksudkan agar mereka yang berangkat bersama Rasul Saw. memperdalam agamanya melalui wahyu-wahyu yang diturunkan kepada Rasul. Selanjutnya apabila mereka kembali kepada kaumnya memberikan peringatan kepada kaumnya tentang segala sesuatu yang menyangkut musuh mereka agar mereka waspada. Dengan demikian, maka golongan yang tertentu ini memikul dua tugas sekaligus. Tetapi sesudah masa Nabi Saw., maka tugas mereka yang berangkat dari kabilah-kabilah itu tiada lain adakala­nya untuk belajar agama atau untuk berjihad, karena sesungguhnya hal tersebut fardu kifayah bagi ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas se­hubungan dengan firman-Nya Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya ke medan perang.Yakni tidaklah sepatutnya orang-orang mukmin berangkat semuanya ke medan perang dan meninggalkan Nabi Saw. sendirian. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang. At Taubah122 Yaitu suatu golongan. Makna yang dimaksud ialah sepasukan Sariyyah pasukan khusus yang mereka tidak berangkat kecuali dengan seizin Nabi Saw. Apabila pasukan Sariyyah itu kembali kepada kaumnya, sedangkan setelah keberangkatan mereka diturunkan ayat-ayat Al-Qur'an yang telah dipelajari oleh mereka yang tinggal bersama Nabi Saw. Maka mereka yang bersama Nabi Saw. akan mengatakan kepada Sariyyah, "Sesungguhnya Allah telah menurunkan ayat-ayat Al-Qur'an kepada Nabi kalian dan telah kami pelajari."Selanjutnya Sariyyah itu tinggal untuk mempelajari apa yang telah diturunkan oleh Allah kepada Nabi mereka, sesudah keberangkatan mereka, dan Nabi pun mengirimkan Sariyyah lainnya. Yang demikian itulah pengertian firman Allah Swt....untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agar mereka mempelajari apa yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi mereka. Selanjutnya mereka akan mengajarkannya kepada Sariyyah apabila telah kembali kepada mereka itu dapat menjaga dirinya. At Taubah122Mujahid mengatakan bahwa ayat ini diturunkan sehubungan dengan sejumlah orang dari kalangan sahabat Nabi Saw. yang pergi ke daerah-daerah pedalaman, lalu mereka beroleh kebajikan dari para penduduknya dan beroleh manfaat dari kesuburannya, serta menyeru orang-orang yang mereka jumpai ke jalan petunjuk hidayah. Maka orang-orang pedalaman berkata kepada mereka, "Tiada yang kami lihat dari kalian melainkan kalian telah meninggalkan teman kalian Nabi Saw. dan kalian datang kepada kami." Maka timbullah rasa berdosa dalam hati mereka, lalu mereka pergi dari daerah pedalaman seluruhnya dan menghadap Nabi Saw. Maka Allah Swt. berfirman Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang. At Taubah122 untuk mencari kebaikan. untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama. At Taubah122 dan untuk mendengarkan apa yang terjadi di kalangan orang-orang serta apa yang telah diturunkan oleh Allah. Allah memaafkan mereka. dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya. At Taubah122 Yakni semua orang apabila mereka kembali kepada kaumnya masing-masing. supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. At Taubah122Qatadah mengatakan sehubungan dengan takwil ayat ini, bahwa apabila Rasulullah Saw. mengirimkan pasukan, Allah memerintahkan kepada kaum muslim agar pergi berperang, tetapi sebagian dari mereka harus tinggal bersama Rasul Saw. untuk memperdalam pengetahuan agama sedangkan segolongan yang lainnya menyeru kaumnya dan mem­peringatkan mereka akan azab-azab Allah yang telah menimpa umat-umat sebelum mengatakan bahwa Rasulullah Saw. apabila ikut dalam peperangan, maka beliau tidak mengizinkan seorang pun dari kalangan kaum muslim untuk tidak ikut bersamanya, kecuali orang-orang yang berhalangan. Dan Rasulullah Saw. apabila mempersiapkan suatu pasukan Sariyyah, beliau tidak membolehkan mereka langsung berangkat melainkan dengan seizinnya. Dan apabila mereka sudah berangkat, lalu diturunkan kepada Nabi-Nya ayat-ayat Al-Qur'an, maka Nabi Saw. Membacakannya kepada sahabat-sahabatnya yang tinggal bersamanya. Apabila pasukan Sariyyah itu kembali, maka mereka yang tinggal bersama Nabi Saw. berkata, "Sesungguhnya Allah telah menurunkan ayat-ayat Al-Qur'an kepada Nabi-Nya sesudah kalian berangkat." Lalu mereka yang tinggal mengajarkan ayat-ayat itu kepada mereka yang baru tiba dan memperdalam pengetahuan agama mereka. Hal inilah yang dimaksudkan oleh firman Allah Swt. Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya ke medan perang. At Taubah122 Yaitu apabila Rasulullah Saw. tidak ikut berangkat dalam pasukan tersebut. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang. At Taubah122 Dengan kata lain, tidak sepatutnya kaum muslim berangkat seluruhnya bila Nabi Saw. tinggal di tempat. Apabila Nabi Saw. tinggal di tempat, hendaklah yang berangkat hanyalah Sariyyah pasukan khususnya saja, sedangkan sebagian besar orang-orang harus tetap ada bersama Nabi ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan pula dari Ibnu Abbas sehubungan dengan ayat ini, yaitu firman-Nya Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya ke medan perang. At Taubah122 Ayat ini bukan berkenaan dengan masalah jihad, tetapi ketika Rasulullah Saw. mendoakan musim paceklik bagi orang-orang Mudar, maka negeri mereka menjadi kekeringan dan paceklik. Dan tersebutlah bahwa ada salah satu kabilah dari mereka berikut semua keluarganya datang ke Madinah dan tinggal padanya karena kelaparan yang mereka derita, lalu mereka berpura-pura masuk Islam, padahal mereka dusta. Keadaan itu membuat sahabat-sahabat Rasul Saw. menjadi terganggu dan membuat mereka kewalahan. Maka Allah menurunkan kepada Rasul Saw. wahyu-Nya yang mengabarkan bahwa mereka bukanlah orang-orang mukmin. Lalu Rasulullah Saw. memulangkan mereka kepada induk kabilahnya dan memperingatkan kepada kaumnya agar jangan melakukan perbuatan yang sama. Yang demikian itulah maksud dari firman Allah Swt....dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya. hingga akhir telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa segolongan orang dari tiap-tiap kabilah Arab Badui berangkat meninggalkan daerahnya, lalu menghadap Nabi Saw. Mereka menanyakan kepada Nabi Saw. banyak hal yang mereka kehendaki menyangkut urusan agama mereka. Dengan demikian, mereka memperdalam pengetahuan agamanya. Dan mereka bertanya kepada Nabi Saw., "Apakah yang akan engkau perintahkan kepada kami untuk mengerjakannya? Dan perintahkanlah kepada kami apa yang harus kami lakukan kepada keluarga dan kaum kami apabila kami kembali kepada mereka!" Maka Nabi Saw. memerintahkan kepada mereka untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Nabi Saw. juga mengutus mereka kepada kaumnya untuk menyeru mereka agar mendirikan salat dan menunaikan zakat. Dan tersebutlah bahwa apabila mereka telah kembali kepada kaumnya, maka mereka mengatakan, "Barang siapa yang mau masuk Islam, sesungguhnya dia termasuk golongan kami." Lalu mereka memberikan peringatan kepada kaumnya, sehingga seseorang dari kaumnya yang masuk Islam benar-benar rela berpisah dari ayah dan ibunya yang tidak mau masuk itu Nabi Saw. telah berpesan dan memperingatkan mereka akan kaumnya, bahwa apabila mereka kembali kepada kaumnya, hendaklah mereka menyeru kaumnya untuk masuk Islam dan mem­peringatkan kaumnya akan neraka serta menyampaikan berita gembira kepada mereka akan surga bila mereka mau masuk Islam.Ikrimah mengatakan ketika ayat berikut diturunkan, yaitu firman Allah Swt. Jika kalian tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kalian dengan siksa yang pedih. At Taubah39 Dan firman Allah Swt. Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah. At Taubah120, hingga akhir ayat. Orang-orang munafik mengatakan, "Binasalah orang-orang Badui yang tidak ikut berperang dengan Muhammad dan tidak ikut berangkat bersamanya." Dikatakan demikian karena ada sejumlah sahabat Nabi Saw. yang pergi ke daerah pedalaman, pulang kepada kaumnya masing-masing dalam rangka memperdalam pegetahuan agama buat kaumnya. Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya ke medan perang. At Taubah122, hingga akhir pula firman Allah Swt. yang mengatakanDan orang-orang yang membantah agama Allah sesudah agama itu diterima, maka bantahan mereka itu sia-sia saja, di sisi Tuhan mereka. Mereka mendapat kemurkaan Allah dan bagi mereka azab yang sangat keras. Asy Syuura16Al-Hasan Al-Basri telah mengatakan sehubungan dengan makna ayat. bahwa makna yang dimaksud ialah agar orang-orang yang berangkat ke medan perang belajar melalui apa yang telah diperlihatkan oleh Allah kepada mereka, yaitu menguasai musuh dan dapat mengalahkan mereka. Kemudian bila mereka kembali kepada kaumnya, maka mereka memperingatkan kaumnya untuk bersikap Quraish ShihabMuhammad Quraish Shihab Tidak seharusnya semua orang-orang Mukmin itu mendatangi Rasulullah apabila keadaan tidak menuntut untuk itu. Tetapi hendaknya ada satu golongan yang memenuhi seruan Rasul untuk memperdalam pengetahuan agama dan berdakwah dengan memberi peringatan dan kabar gembira kepada kaum mereka saat mereka kembali, agar kaum mereka itu tetap dalam kebenaran dan menjaga diri dari kebatilan dan kesesatan1. 1 Pada ayat suci ini terdapat keterangan tentang satu kaidah penting dalam al-Qur'ân, yaitu bahwa orang-orang Mukmin tidak patut pergi semuanya ke medan perang atau pergi semua untuk menuntut ilmu, sebagaimana tidak dibenarkan pula untuk berfrustasi. Maka dari itu, sebaiknya ada dari setiap golongan satu kelompok yang menuntut ilmu dan memperdalam pengetahuan agama, dan kemudian kembali untuk memberi petunjuk kepada NuzulSurat At-Taubah Ayat 122 Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ikrimah bahwa ketika turun ayat, illaa tangfiruu yuadzdzibkum adzaaban aliimaa, jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah akan menyiksa kamu dengan siksa yang pedih Baraaah 39, ada beberapa orang yang jauh dari kota yang tidak ikut berperang karena mengajar kaumnya. Berkatalah kaum munafik "Celakalah orang-orang di kampung itu karena ada orang-orang yang meninggalkan diri yang tidak turut berjihad bersama Rasulullah." Maka turunlah ayat ini Baraaah 122 yang membenarkan orang-orang yang meninggalkan diri tidak ikut berperang untuk memperdalam ilmu dan menyebarkannya kepada kaumnya. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Abdullah bin Ubaid bin Umair, bahwa kaum Mukminin, karena kesungguhannya ingin berjihad, apabila diseru oleh Rasulullah saw. untuk berangkat ke medan perang, mereka serta merta berangkat meninggalkan Rasulullah saw. beserta orang-orang yang lemah. Ayat ini Baraaah 122 turun sebagai larangan kepada kaum Mukminin untuk serta merta berangkat seluruhnya, tapi harus ada yang menetap untuk memperdalam pengetahuan agama. AtTaubah Ayat 122 Arti Perkata dan Terjemah QS. At-Taubah Ayat 122 4. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 100 Terjemah : “Dan tidak sepatutnya orang-orang Mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan diantara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan Surah At-Taubah Ayat 122 Bacaan Surah At-Taubah Ayat 122 Terjemah Surah At-Taubah Ayat 122 Mufradat Surah At-Taubah Ayat 122 Isi Kandungan Surah At-Taubah Ayat 122 Wislahcom Referensi وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ Terjemah Surah At-Taubah Ayat 122 Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang. mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. Mufradat Surah At-Taubah Ayat 122 mukmininالْمُؤْمِنُوْنَpergi ke medan perangلِيَنْفِرُوْاsemuanyaكَاۤفَّةًۗgolonganفِرْقَةٍbeberapa orangطَاۤىِٕفَةٌuntuk memperdalam pengetahuan merekaلِّيَتَفَقَّهُوْاmenjaga dirinyaيَحْذَرُوْنَ Isi Kandungan Surah At-Taubah Ayat 122 Penjelasan ayat ini bahwa tidak ada tuntutan bagi orang-orang beriman untuk semuanya berangkat berperang menyertai setiap ada utusan di medan peperangan. Sebab, perang itu sebenarnya fardhu kifayah yang apabila perkaranya telah dilaksanakan oleh sebagian orang, maka menggugurkan kewajiban itu bagi seluruhnya. Namun, perang menjadi wajib ain diikuti apabila perintah langsung dari Rasulullah Saw untuk mengikuti suatu peperangan dan beliau mengikutinya Gazwah. Batasan dalam berperang itu menjadi isyarat betapa pentingnya mendalami ilmu-ilmu agama serta mengajarkannya kepada orang lain. Meskipun kedua-duanya wajib, namun berjihad menuntut ilmu dan mengajarkan ilmu keutamaannya melebihi jihad untuk berperang. Peran utama dari ilmu tersebut ialah menjadi benteng kuat dalam menjaga seseorang dari kesesatan. Khususnya ilmu agama, perannya sangat kompleks dalam ketaatan seseorang terhadap perintah-perintah Allah serta menjauhkannya dari segala kemunkaran yang dapat mengundang azab dan siksa Allah Swt. Sungguh sangat mulia bagi orang-orang yang dalam kesehariannya dipenuhi dengan aktivitas yang memuliakan Allah Swt. Tuhan Yang Maha Mulia melalui kajian dan majelis ilmu baik pendalaman ilmu akidah tauhid, syariah fiqih, maupun ilmu akhlak tasawuf dan lain sebagainya. Related postsKunci Jawaban Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut Kelas 11 SMA, MA, SMK Halaman 42 Kurikulum MerdekaCara Jualan OnlineSEO Google LengkapBacklink GratisReinforcement Learning from Human Feedback RLHF Apa, Tujuan, Manfaat, Kelebihan dan Kekurangan Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 7 SMP, MTS Halaman 45, 46 Kurikulum Merdeka .
  • y3jvorkxt1.pages.dev/370
  • y3jvorkxt1.pages.dev/28
  • y3jvorkxt1.pages.dev/5
  • y3jvorkxt1.pages.dev/359
  • y3jvorkxt1.pages.dev/33
  • y3jvorkxt1.pages.dev/82
  • y3jvorkxt1.pages.dev/267
  • y3jvorkxt1.pages.dev/237
  • y3jvorkxt1.pages.dev/211
  • arti perkata surat at taubah ayat 122